Selasa, 19 April 2016

tindakan operatif kebidanan


Tindakan Operatif Kebidanan
A. FORCEP EKSTRAKSI
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan suatu tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya.
1.Bentuk dan bagian-bagian cuman :
1.      Berupa sepasang sendok cunam kiri dan kanan, yang satu buah sendok terdiri dari bagian-bagian :
a.       Daun cunam
b.      Tangkai cunam
c.       Pemegang cunam


2.Jenis-jenis cunam :
a.       Type Simpson
b.      Type Elliot
c.       Type Khusus
Seperti cunam Piper untuk anak sunsang
3.Indikasi
Pada ibu:
-          Eklampsia, pre eklampsia, rupture uteri membakat dan ibu dengan penyakit jantung, paru-paru, dll.
Pada janin:
-          Gawat janin

4.Waktu:
-          Kala II memanjang

5.Syarat-syarat:
1.      Janin harus dapat lahir pervaginan
2.      Pembukaan serviks lengkap
3.      Kepala janin sudah engagement
4.      Kepala janin harus dapat dipegang oleh cunam
5.      Janin hidup
6.      Ketuban sudah pecah.

6.Komplikasi:
1.      Pada ibu:
-          Perdarahan, trauma jalan lahir dan infeksi pasca persalinan
2.      Pada janin:
-          Luka kulit kepala, cidera sternokleidomastoideus, paralisis nevus VII sefalhematoma, subgalealhematoma dan, frakture tulang tengkorak dan perdarahan intra kranial.


B. VACUM EKSTRAKSI
Satu persalinan buatan dimana janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (vakum) pada kepalanya.
1.Bagian-bagian dari vacum set:
1.      Mangkok (cup)
2.      Botol
3.      Karet penghubung
4.      Rantai penghubung
5.      Pemegang (handle)
6.      Pompa penghisap (vacum pump)

2.Indikasi:
-          Pada ibu:
1.      Memperpendek kala II
2.      Kala II memanjang
-          Pada janin:
1.      Gawat janin

3.Kontra Indikasi
-          Pada ibu:
1.      Rupture uteri membakat
2.      Penyakit-penyakit ibu tidak boleh mengejan, seperti:
Payah jantung, Pre eklampsia berat
-          Pada janin:
1.      Letak muka
2.      After coming head
3.      Janin pre term

4.Syarat-syarat Vacum Ekstraksi:
1.      Harus ada his dan tenaga mengejan
2.      Pembukaan lebih dari 7 cm
3.      Penurunan kepala janin boleh pada hodge II.

5.Komplikasi Yang Mungkin Timbul:
1.      Pada ibu:
-          Perdarahan, trauma jalan lahir dan infeksi
2.      Pada janin:
-          Ekskoreasi kulit kepala, sefalhematoma, subgalealhematoma dan nekrosis kulit kepala.


C.SEKSIO SESAREA
Suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim. Dengan syarat rahim dalam keadaan utuh dan berat janin diatas 500gr.
1.Jenis-jenis:
1.      SC Klasik
2.      SCTPP
3.      SC di ikuti dengan histerektomi
4.      SC ekstraperitoneal
5.      SC vaginal

2.Indikasi:
-          Pada ibu:
1.      Panggul sempi absolut
2.      Tumor-tumor janlan lahir yang menimbulkan abstruksi
3.      Stenosis servik/vagina
4.      Plasenta previa
5.      Disproporsi sefalopelvik
6.      Ruptura uteri membakat
-          Pada janin:
1.      Kelainan letak
2.      Gawat janin

3.Umumnya SC tidak dilakukan pada:
1.      Janin mati
2.      Syok, amenia berat sebelum diatasi
3.      Kelainan kongenital berat (monster)


D.INDUKSI PERSALINAN
Suatu tindakan pada ibu hamil yang belum impartu, baik secara operatif maupun medicinal untuk merangsang timbulnya kontraksi rahim sehingga terjadinya persalinan.

1.Cara:
1.      Secara medis
a.       Infus oksitosin
b.      Prostaglandin
c.       Cairan hipertonik intrauterin

1.      Secara operatif
a.       Amniotomi
b.      Melepaskan selaput ketuban dari bagian bawah rahim
c.       Pemakaian rangkaian listrik
d.      RPM (rangsang puting mamae)

2.Indikasi:
Pada ibu:
1.      Kehamilan dengan hipertensi
2.      Kehamilan dengan diabetes melitus

-          Pada janin:
1.      Kehamilan lewat waktu
2.      Ketuban pecah dini
3.      Janin mati


3.Kontra Indikasi
1.      Malposisi dan malpresentasi janin
2.      Insufisiensi plasenta
3.      Disproporsi sefalopelviks
4.      Cacat rahim, seperti: bekasr SC, enukleasi mioma
5.      Grande multipara
6.      Gemili
7.      Distensi rahim berlebihan, seperti pada hidramnion
8.      Plasenta previa.


4.Syarat-syarat pemberian infus oksitosin:
1.      Kehamilan agterm
2.      Ukuran panggul normal
3.      Tidak ada CPD
4.      Janin presentasi kepala
5.      Servik sudah matang
Selain itu perlu dihitung nilai pelvik score (Bishop skor), harga lebih dari kemungkinan besar akan berhasil.

5.Komplikasi:
a.       Tetani uteri, ruptur uteri mambakat
b.      Gawat janin

E.Kuretase
1.      Pengertian Kuretase
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri.

2.      Tujuan Kuretase
·         Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus. Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk membersihkan rahim dan dinding rahim dari benda-benda atau jaringan yang tidak diharapkan.
·         Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu gangguan yang terdapat pada rahim, apakah sejenis tumor atau gangguan lain. Meski tujuannya berbeda, tindakan yang dilakukan pada dasarnya sama saja. Begitu juga persiapan yang harus dilakukan pasien sebelum menjalani kuret.
3.      Persiapan Sebelum Kuretase
Konseling pra tindakan :
·         Memberi informed consent
·         Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita
·         Menerangkan kepada pasien tentang tindakan kuretase yang akan dilakukan: garis besar prosedur tindakan, tujuan dan manfaat tindakan
·         memeriksa keadaan umum pasien, bila memungkinkan pasien dipuasakan.

Pemeriksaan sebelum curretage
·         USG (ultrasonografi)
·         Mengukur tensi dan Hb darah
·         Memeriksa sistim pernafasan
·         Mengatasi perdarahan
·         Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit

Persiapan tindakan
·         menyiapkan pasien
·         mengosongkan kandung kemih
·         membersihkan genetalia eksterna
·         membantu pasien naik ke meja ginek
·         Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan Darah, Nadi, Keadaan Jantung, dan Paru – paru dan sebagainya.
·         Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis
·         Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara IV dengan ketalar.
·         Sebelum masuk ke ruang operasi, terlebih dahulu pasien harus dipersiapkan dari ruangan
·         Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam sebelumnya. Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal.
·         Cek adanya perdarahan
·         Dokter akan melakukan cek darah untuk mengetahui apakah pasien mengalami gangguan perdarahan atau tidak. Jika ada indikasi gangguan perdarahan, kuret akan ditunda sampai masalah perdarahan teratasi. Namun tak menutup kemungkinan kuret segera dilakukan untuk kebaikan pasien. Biasanya akan dibentuk tim dokter sesuai dengan keahlian masing-masing, dokter kandungan, dokter bedah, dokter hematologi, yang saling berkoordinasi. Koordinasi ini akan dilakukan saat pelaksanaan kuret, pascakuret, dan sampai pasien sembuh.

Persiapan psikologis
Setiap ibu memiliki pengalaman berbeda dalam menjalani kuret. Ada yang bilang kuret sangat menyakitkan sehingga ia kapok untuk mengalaminya lagi. Tetapi ada pula yang biasa-biasa saja. Sebenarnya, seperti halnya persalinan normal, sakit tidaknya kuret sangat individual. Sebab, segi psikis sangat berperan dalam menentukan hal ini. Bila ibu sudah ketakutan bahkan syok lebih dulu sebelum kuret, maka munculnya rasa sakit sangat mungkin terjadi. Sebab rasa takut akan menambah kuat rasa sakit. Bila ketakutannya begitu luar biasa, maka obat bius yang diberikan bisa tidak mempan karena secara psikis rasa takutnya sudah bekerja lebih dahulu. Walhasil, dokter akan menambah dosisnya.
Sebaliknya, bila saat akan dilakukan kuret ibu bisa tenang dan bisa mengatasi rasa takut, biasanya rasa sakit bisa teratasi dengan baik. Meskipun obat bius yang diberikan kecil sudah bisa bekerja dengan baik. Untuk itu sebaiknya sebelum menjalani kuret ibu harus mempersiapkan psikisnya dahulu supaya kuret dapat berjalan dengan baik. Persiapan psikis bisa dengan berusaha menenangkan diri untuk mengatasi rasa takut, pahami bahwa kuret adalah jalan yang terbaik untuk mengatasi masalah yang ada. Sangat baik bila ibu meminta bantuan kepada orang terdekat seperti suami, orangtua, sahabat, dan lainnya. Bila diperlukan, gunakan jasa psikolog apabila ibu tak yakin dapat mengatasi masalah ini sendirian.
·         Mengganti baju pasien dengan baju operasi
·         Memakaikan baju operasi kepada pasien dan gelang sebagai identitas
·         Pasien dibawa ke ruang operasi yang telah ditentukan
·         Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan dilakukan, kemudian pasien dibius dengan anesthesi narkose
·         Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan monitor EKG
·         Bebaskan area yang akan dikuret

Persiapan petugas
·         mencuci tangan dengan sabun antiseptic
·         baik dokter maupun perawat instrumen melakukan cuci tangan steril
·         memakai perlengkapan : baju operasi, masker dan handscoen steril
·         Perawat instrumen memastikan kembali kelengkapan alat-alat yang akan digunakan dalamtindakan kuret
·         Alat disusun di atas meja mayo sesuai dengan urutan
4.      Persiapan alat dan obat :
a)      Alat tenun, terdiri dari :
·         baju operasi
·         laken
·         doek kecil
·         sarung meja mayo
b)      Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic berisi :
·         Speculum dua buah (Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L) speculum 2 Buah.
·         Sonde (penduga) uterus: untuk mengukur kedalaman rahim, untuk mengetahui lebarnya lubang vagina.
·         Cunam muzeus atau Cunam porsio
·         Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
·         Bermacam – macam ukuran sendok kerokan (kuret 1 SET)
·         Cunam tampon (1 buah)
·         Pinset dan klem
·         Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
·         Menyiapkan alat kuret AVM
·         Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
·         Meja dorong / meja instrument
·         Wadah instrumen khusus ( untuk prosedur AVM )
·         AVM Kit (tabung, adaptor, dan kanula)
·         Tenakulum (1 buah)
·         Klem ovum/fenster (2 buah)
·         Mangkok logam
·         Dilagator/ busi hegar (1 set)
·         Lampu sorot
·         Kain atas bokong dan penutup perut bawah
·         Larutan anti septik (klorheksidin, povidon iodin, lkohol)
·         Tensimeter dan stetoskop
·         Sarung tangan DTT dan alas kaki
·         Set infus
·         Abocatt
·         Cairan infus
·         Wings
·         Kateter Karet 1 buah
·         Spuit 3 cc dan 5 cc
c)      Obat-obatan :
·         Analgetik ( petidin 1-2 mg/Kg BB
Indikasi:Nyeri sedang sampai berat, nyeri pasca bedah
Kontra indikasi:Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala Efek samping:Mual, muntah, konstipasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan Sediaan Petidin (generik) injeksi 50 mg/ml, tabl 50 mg

·         Ketamin HCL 0.5 ml/ Kg BB
Ketamine (Ketalar or Ketaject) merupakan arylcyclohexylamine yang memiliki struktur mirip dengan phencyclidine. 11 Ketamin pertama kali disintesis tahun 1962, dimana awalnya obat ini disintesis untuk menggantikan obat anestetik yang lama (phencyclidine) yang lebih sering menyebabkan halusinasi dan kejang. Ketamin hidroklorida adalah golongan fenil sikloheksilamin, merupakan “rapid acting non barbiturate general anesthesia”. Ketamin kurang digemari untuk induksi anastesia, karena sering menimbulkan takikardi, hipertensi , hipersalivasi , nyeri kepala, pasca anasthesi dapat menimbulkan muntah – muntah , pandangan kabur dan mimpi buruk. Ketamin juga sering menebabkan terjadinya disorientasi, ilusi sensoris dan persepsi dan mimpi gembira yang mengikuti anesthesia, dan sering disebut dengan emergence phenomena.
Mekanisme kerja:Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa blok terhadap reseptor opiat dalam otak dan medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor metilaspartat dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik.
Efek farmakologis: Efek pada susunan saraf pusat. Apabila diberikan intravena maka dalam waktu 30 detik pasien akan mengalami perubahan tingkat kesadaran yang disertai tanda khas pada mata berupa kelopak mata terbuka spontan dan nistagmus. Selain itu kadang-kadang dijumpai gerakan yang tidak disadari, seperti gerakan mengunyah, menelan, tremor dan kejang. Apabila diberikan secara intramuskular, efeknya akan tampak dalam 5-8 menit, sering mengakibatkan mimpi buruk dan halusinasi pada periode pemulihan sehingga pasien mengalami agitasi. Aliran darah ke otak meningkat, menimbulkan peningkatan tekanan darah intrakranial.
Efek pada mata:Menimbulkan lakrimasi, nistagmus dan kelopak mata terbuka spontan, terjadi peningkatan tekanan intraokuler akibat peningkatan aliran darah pada pleksus koroidalis.
Efek pada sistem kardiovaskular:Ketamin adalah obat anestesia yang bersifat simpatomimetik, sehingga bisa meningkatkan tekanan darah dan jantung. Peningkatan tekanan darah akibat efek inotropik positif dan vasokonstriksi pembuluh darah perifer.
Efek pada sistem respirasi:Pada dosis biasa, tidak mempunyai pengaruh terhadap sistem respirasi. dapat menimbulkan dilatasi bronkus karena sifat simpatomimetiknya, sehingga merupakan obat pilihan pada pasien ashma.
Dosis dan pemberian:Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak – anak. Ketamin bersifat larut air sehingga dapat diberikan secara I.V atau I.M. dosis induksi adalah 1 – 2 mg/KgBB secara I.V atau 5 – 10 mg/Kgbb I.M , untuk dosis sedatif lebih rendah yaitu 0,2 mg/KgBB dan harus dititrasi untuk mendapatkan efek yang diinginkan. Untuk pemeliharaan dapat diberikan secara intermitten atau kontinyu. Emberian secara intermitten diulang setiap 10 – 15 menitdengan dosis setengah dari dosis awal sampai operasi selesai.
Efek samping:Dapat menyebabkan efek samping berupa peningkatan sekresi air liur pada mulut,selain itu dapat menimbulkan agitasi dan perasaan lelah , halusinasi dan mimpi buruk juga terjadi pasca operasi, pada otot dapat menimbulkan efek mioklonus pada otot rangka selain itu ketamin juga dapat meningkatkan tekanan intracranial. Pada mata dapat menyebabkan terjadinya nistagmus dan diplopia.
Kontra indikasi:Mengingat efek farmakodinamiknya yang relative kompleks seperti yang telah disebutkan diatas, maka penggunaannya terbatas pada pasien normal saja. Pada pasien yang menderita penyakit sistemik penggunaanya harus dipertimbangkan seperti tekanan intrakranial yang meningkat, misalnya pada trauma kepala, tumor otak dan operasi intrakranial, tekanan intraokuler meningkat, misalnya pada penyakit glaukoma dan pada operasi intraokuler. Pasien yang menderita penyakit sistemik yang sensitif terhadap obat – obat simpatomimetik, seperti ; hipertensi tirotoksikosis, Diabetes militus , PJK dll.

·         Tramadol 1-2 mg/ BB
Indikasi:Nyeri sedang sampai berat
Kontra indikasi:Depresi pernafasan akut, alkoholisme akut, penyakit perut akut, peningkatan tekanan otak atau cedera kepala.
Efek samping:Mual, muntah, konstpasi, ketergantungan / adiksi pada over dosis menimbulkan keracunan dan dapat menyebabkan kematian. Sediaan Tramadol (generik) injeksi 50 mg/ml, tablet 50 mg

·         Sedativa ( diazepam 10 mg).
Indikasi:Pemakaian jangka pendek pada ansietas atau insomnia, tambahan pada putus alkohol akut, status epileptikus, kejang demam, spasme otot.
Cara Pemberian:Injeksi i.m atau injeksi i.v lambat : (kedalam vena besar dengan kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit)untuk ansietas akut berat, pengendalian serangan panik akut, penghentian alkohol akut, 10 mg, jika perlu ulangi setelah 4 jam.Catatan : Rute i.m hanya digunakan jika rute oral dan i.v tidak mungkin diberikan.
Kontraindikasi:Depresi pernafasan, gangguan hati berat, miastenia gravis, insufisiensi pulmoner akut, glaukoma sudut sempit akut, serangan asma akut, trimester pertama kehamilan, bayi prematur; tidak boleh digunakan sebagai terapi tunggal pada depresi atau ansietas yang disertai dengan depresi.
Efek Samping:Efek samping pada susunan saraf pusat : rasa lelah, ataksia, rasa malas, vertigo, sakit kepala, mimpi buruk dan efek amnesia. Efek lain : gangguan pada saluran pencernaan, konstipasi, nafsu makan berubah, anoreksia, penurunan atau kenaikan berat badan, mulut kering, salivasi, sekresi bronkial atau rasa pahit pada mulut.

·         Atropine sulfas 0.25- 0.50 mg/ml
Indikasi:Spasme/kejang pada kandung empedu, kandung kemih dan usus, keracunan fosfor organik.
Kontraindikasi:Glaukoma sudut tertutup, obstruksi/sumbatan saluran pencernaan dan saluran kemih, atoni (tidak adanya ketegangan atau kekuatan otot) saluran pencernaan, ileus paralitikum, asma, miastenia gravis, kolitis ulserativa, hernia hiatal, penyakit hati dan ginjal yang serius.

5.      Perawatan Setelah Kuretase
Perawatan usai kuretase pada umumnya sama dengan operasi-operasi lain. Harus menjaga bekas operasinya dengan baik, tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat, tidak melakukan hubungan intim untuk jangka waktu tertentu sampai keluhannya benar-benar hilang, dan meminum obat secara teratur. Obat yang diberikan biasanya adalah antibiotik dan penghilang rasa sakit. Jika ternyata muncul keluhan, sakit yang terus berkepanjangan atau muncul perdarahan, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Mungkin perlu dilakukan tindakan kuret yang kedua karena bisa saja ada sisa jaringan yang tertinggal. Jika keluhan tak muncul, biasanya kuret berjalan dengan baik dan pasien tinggal menunggu kesembuhannya.

Hal-hal yang perlu juga dilakukan:
·         Setelah pasien sudah dirapihkan, maka perawat mengobservasi keadaan pasien dan terus memastikan apakah pasien sudah bernapas spontan atau belum
·         Melakukan observasi keadaan umum pasien hingga kesadaran pulih
·         Pasien diberikan oksigen 2 liter/menit melalui nasal kanule dan tetap observasi keadaan pasien sampai dipindahkan ke ruangan perawatan.
·         Konseling pasca tindakan
·         Melakukan dekontaminasi alat dan bahan bekas operasi

6.      Dampak Setelah Kuretase
Terkadang kuret tidak berjalan lancar. Meskipun telah dilakukan oleh dokter kandungan yang sudah dibekali ilmu kuret namun kekeliruan bisa saja terjadi. Bisa saja pada saat melakukannya dokter kurang teliti, terburu-buru, atau jaringan sudah kaku atau membatu seperti pada kasus abortus yang tidak ditangani dengan cepat. Berikut adalah dampaknya:
a.       Perdarahan
Bila saat kuret jaringan tidak diambil dengan bersih, dikhawatirkan terjadi perdarahan. Untuk itu jaringan harus diambil dengan bersih dan tidak boleh tersisa sedikit pun. Bila ada sisa kemudian terjadi perdarahan, maka kuret kedua harus segera dilakukan. Biasanya hal ini terjadi pada kasus jaringan yang sudah membatu. Banyak dokter kesulitan melakukan pembersihan dalam sekali tindakan sehingga ada jaringan yang tersisa. Namun biasanya bila dokter tidak yakin sudah bersih, dia akan memberi tahu kepada si ibu, “Jika terjadi perdarahan maka segera datang lagi ke dokter.”
b.      Cerukan di Dinding Rahim
Pengerokan jaringan pun harus tepat sasaran, jangan sampai meninggalkan cerukan di dinding rahim. Jika menyisakan cerukan, dikhawatirkan akan mengganggu kesehatan rahim.
c.       Gangguan Haid
Jika pengerokan yang dilakukan sampai menyentuh selaput otot rahim, dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran siklus haid.


d.      Infeksi
Jika jaringan tersisa di dalam rahim, muncul luka, cerukan, dikhawatirkan bisa memicu terjadinya infeksi. Sebab, kuman senang sekali dengan daerah-daerah yang basah oleh cairan seperti darah.
e.       Kanker
Sebenarnya kecil kemungkinan terjadi kanker, hanya sekitar 1%. Namun bila kuret tidak dilakukan dengan baik, ada sisa yang tertinggal kemudian tidak mendapatkan penanganan yang tepat, bisa saja memicu munculnya kanker. Disebut kanker trofoblast atau kanker yang disebabkan oleh sisa plasenta yang ada di dinding rahim.

F.PERTOLONGAN SUNGSANG
Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) di mana bayi letaknya sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul/simfisis).

Jenis jenis Pertolongan Sungsang
1.      Persalina pervagina
a.       Persalinan Spontan (spontan breech)
Pada persalilan ini, janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini biasa disebut dengan cara Bracht.
Tahapan:
1.      Fase lambat, yaitu mulai lahirnya bokong dampai ke pusar. Disebut fase lambat karena fase ini hanya untuk melahirkan bokonh, yaitu bagian janin yang tidak berbahaya.
2.      Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut. Disebut fase cepat karena pada fase ini kepala janin mulai masuk pintu atas panggul, sehingga kemungkinantali pusar terjepit. Oleh karena itu fase ini harus segera diselesaikan dan tali pusar segera dilonggarkan. Bila mulut sudah lahir, janin dapat bernafas lewat mulut.
3.      Fase lambat, yaitu mulai lahirnya mulut sampai ke seluruh kepala lahir. Disebut fase lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi, ke dunia luar yang tekananya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara perlahan untuk menghindari terjadinya perdarahan intra kranial.
Teknik:
1.      Sebelum melakukan pimpinan persalinan penolong harus memperhatikan sekali lag persiapan untuk ibu, janin, maupun penolong. Pada persiapan kelahiran janin harus disediakan cunam piper.
2.      Ibu tidur dalam posisi litotomo, sedang penolong berdiri di depan vulva. Ketika timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua paha. Pada waktu bokonh mulai membuka vulva, disuntikan 2-5 unit oksitosin intra muskulus. Pemberian oksitosin ini ialah untuk merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam 2 his berikutnya.
3.      Episiostomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkam secara Bracht, yaitu kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang paha,sedangkan jari jari lain memegang panggul.
4.      Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Apda waktu tali pusat lahir dan tampak sangat tegang, tali pusat dikendorkan lebih dahulu.
5.      Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada janin guna mengikuti gerakan rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan dan gaya berat badan janin. Bersamaan dengan dimulainya gerakan hiperlodosis, sesuai dengan sumbu panggul. Maksud ekspresi kristelelr ini ialah:
·         agar tenaga mengejan lebih kuat, sehingga fase cepat dapa segera diselesaikan (berakhir)
·         menajga agar kepala janin tetap dalam posisi fleksi
·         menghindari terjadinya ruang kosong antara fundus uterus dan kepala janin, sehingga tidak terjadi lengan menjungkit.
6.      Dengan gerakan hiperlodosis ini berturut-turut lahir pusar, perut, bahu dan lengan, dagu,mulut dan akhirnya seluruh kepala.
7.      Janin yang baru lahir diletakkan di perut ibu. Seorang asisten segera menghisap lendir dan bersamaan itu penolog memotong tali pusar.
8.      Keuntungan:
a.       Tangan penolong tidak masuk ke jalan lahir, sehingga mengurangi bahaya infeksi
b.      Cara ini adalah cara yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin
9.      Kerugian
a.       5-10% persalinan secara Bracht mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin dengan cara Bracth
b.      Persalinan secara Bracth mengalami kegagalan trauma dalam keadaan panggul sempit,janin besaar,jalan lahir kaku misalnya pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.



b.      Manual aid
Pada persalinan ini, janin dilahirkan dengan sebagian tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.
Tahapan:
1.      Tahap pertama, Lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan tenaga ibu sendiri
2.      Tahap kedua,Lahirnya bahu dan lengan yang memakai tenaga penolong. Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah :
a.       Klasik (yang seringkali disebut Deventer).
b.      Mueller.
c.       Lovset.
d.      Bickenbach.

3.      Tahap ketiga, lahirnya kepala.
Kepala dapat dilahirkan dengan cara:
a.   Mauriceau (Veit-Smellie).
b.   Najouks.
c.   Wigand Martin-Winckel.
d.   Prague terbalik.
e.   Cunam Piper.

4.      Teknik
Tahap pertama      :     dilakukan persalinan secara Bracht sampai pusar lahir
Tahap kedua         :     melahirkan bahu dan lengan oleh penolong.

Cara Klasik
1.       Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini ialah melahirkan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan belakang berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawah simfisis. Tetapi bila lengan depan sukar dilahirkan, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan baru kemudian lengan belakang ini dilahirkan.
2.      Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin, sehingga perut janin mendekati perut ibu.
3.      Bersamaan dengan iru tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fosa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin.
4.      Untuk melahirkan lengan depan, pegangan pada pergelangan kaki janin diganti dengan tangan. kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
5.      Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.
6.      Bila lengan depan sukar dilahirkan, maka harus diputar menjadi lengan belakang. Gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dicengkam dengan kedua tangan penolong sedemikian rupa sehingga kedua ibu jari tangan penolong terletak di punggung dan sejajar dengan sumbu badan janin sedaiig jari-jari lain mencengkam dada. Putaran diarahkan ke perut dan dada janin, sehingga lengan depan terletak di belakang. Kemudian lengan belakang ini dilahirkan dengan teknik tersebut di atas.
7.      Deventer melakukan cara Klasik ini dengan tidak mengubah lengan depan menjadi lengan belakang. Cara ini lazim disebut cara Deventer. Keuntungan cara Klasik ialah pada umumpya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang, tetapi kerugiannya ialah lengan janin masih relatif tinggi di dalam panggul, sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat menimbulkan infeksi.

Cara Mueller
1.       Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang.
2.      Bokong janin dipegang secara femuro-pelviks (duimbekken greep) yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista iliaka dan jari-jari lain mencengkam paha bagian depan. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simfisis, dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
3.      Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang masih dipegang secara femuro-pelviks ditarik ke atas, sampai bahu belakang lahir. Bila bahu belakang tidak lahir dengan sendirinya, maka lengan belakang dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan kedua jari penolong. Keuntungan dengan teknik Mueller ini ialah tangan penolong tidak masuk jauh ke dalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi minimal.


Cara Lovset
1.      Prinsip persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir di bawah simfisis. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa adanya inklinasi antara pintu atas panggul dengan sumbu panggul dan bentuk lengkungan panggul yang mempunyai lengkungan depan lebih pendek dari lengkungan di belakang, sehingga setiap saat bahu belakang selalu dalam posisi lebih rendah dari bahu depan.
2.      Badan janin dipegang secara femuro-pelviks dan sambil dilakukan traksi curam ke bawah badan janin diputar setengah lingkaran, sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian sambil dilakukan traksi, badan janin diputar kembali kearah yang belawanan setengah  lingkaran, demikian seterusnya bolak-balik, sehingga bahu belakang tampak di bawah simfisis dan lengan dapat dilahirkan.
3.      Bila lengah japin tidak dapat lahir dengan sendirinya, maka lengan janin ini dapat, dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan jari penolong.
4.      Keuntungan cara Lovset.
a.       Teknik yang sederhana dan jarang gagal.
b.      Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikanposisi lengan.
c.       Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga bahaya infeksi minimal.

5.      Cara Lovset ini dianjurkan dalam memimpin persalinan letak sungsang pada keadaan-keadaan di mana diharapkan akan terjadi kesukaran, misalnya:
a.       Primigravida.
b.      Janin yang besar.
c.       Panggulyang relatif sempit.

Cara Bickenbach’s
Prinsip persalinan secara Bickenbach’s ialah merupakan kombinasi antara cara Muller dengan cara Klasik. Teknik ini hampir sama dengan cara Klasik.

                        Melahirkan lengan menunjuk (uchal arm)
1.      Yang dimaksud lengan menunjuk ialah bila salah satu lengan janin melingkar di belakang leher dan menunjuk ke suatu arah. Berhubung dengan posisi lengan semacam ini tidak mungkin dilahirkan karena tersangkut di belakang lener, maka lengan tersebut harus dapat diubah sedemikian rupa, sehingga terletak di depan dada.
2.      Bila lengan belakang yang menunjuk, maka badan atas janin dicengkam dengan kedua tangan penolong, sehingga kedua ibu jari diletakkan pada punggung janin sejajar sumbu panjang badan. Sedang jari-jari lain mencengkam dada. Badan anak diputar searah dengan arah lengan menunjuk ke arah belakang (sakrum), sehingga lengan tersebut terletak di depan dada dan menjadi lengan belakang. Kemudian lengan ini dilahirkan dengan cara Klasik.
3.      Bila lengan depan yang menunjuk, maka dilahirkan dengan cara yang sama, hanya cara memegang badan atas dibalik, yaitu ibu jari diletakkan di dada dan jari lain mencengkam punggung.

                 
Cara Prague terbalik
      Teknik Prague terbalik dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sakrum dan muka janin menghadap simfisis. Satu tangan penolong mencengkam leher dari arah bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki. Kaki janin ditarik ke atas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin, sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan taring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.



Cara cunam Piper
1.      Cunam Piper dibuat khuius untuk melahirkan kepala janin pada letak sungsang, sehingga mempunyai bentuk khusus, yaitu:
a.       Daun cunam berfenestra, yang mempunyai lengkungan panggul yang agak mendatar (baik untuk pemasangan yang tinggi).
b.      tangkainya panjang, melengkung ke atas dan terbuka, keadaan ini dapat menghindari kompresi yang berlebihan pada kepala janin.
2.      Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki, dan kedua lengan janin diletakkan di punggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas, sehingga punggung janin mendekati punggung ibu.
3.      Pemasangan cunam pada after coming bead tekniknya sama dengan pemasangan cunam pada letak belakang kepala. Hanya pada kasus ini cunam dimasukkan dari arah bawah, yaitu sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah suboksiput. Tampak di bawah simfisis, maka cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion, berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir



c.       Ekstraksi sungsang
Pada persalinan ini, janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.
Teknik ekstraksi kaki :
1)      Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian bagian kecil janin dimasukan secara obstetrik ke dalam jalan lahir, sedang tangan yang lain membuka labia. Tangan yang didalam mencari kaki depan dengan menelusuri bokong,pangkal paha sampai lutut, kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi. Tangan yang diluar mendorong fundus uterus ke bawah. Setelah kaki bawah fleksi pergelangan kaki dipegang oleh jari kedua dan ajri ketiga dan di tuntun keluar vagina sampai batas lutut.
2)      Kedua tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakan di belakang betis sejajar sumbu panjang betis, dan jari jari yang lain di depan betis. Dengan pegangan ini, kaki janin ditarik curam ke bawah sampai pangkal paha lahir.
3)      Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari di belakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari jari lain di depan paha.
4)      Pangkal paha ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan pegangan yang sama di elevasi ke atas sehingga trokhanter belakang lahir. Bila kedua trokhanter telah lahir bearti bokong lahir.
5)      Sebaliknya bila kaki belakang yang dilahirkan lebih dulu, maka yang akan lahir lebih dulu ialah trokhanter belakang dan untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.
6)      Setelah bokong lahir maka untuk melahirkan janin selanjutnya dipakai teknik pegangan femuro-pelviks. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam sampai ke pusar lahir
7)      Selanjutnya untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada manual aid.
Teknik Ekstrasi Bokong.
1)      Ekstrasi bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni, dan bokong sudah berada di dasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki
2)      Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukan ke dalam jalan lahir dan diletakan di perlipatan paha depan. Dengan jari telunjuk ini, perlipatan paha dikaitkan dan ditarik curam ke bawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan ini, maka tangan penolong yang lainmencengkam pergelangan tangan tadi, dan turut menarik curam ke bawah.
3)      Bila dengan tarikan ini trochanter depan mulai tampak di bawah simfisis, maka jari telunjuk penolong lain segera mengait perlipatan paha ditarik curam ke bawah sampai bokong lahir.
4)      Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara femuro-pelviks, kemudian janin dapat dilahirkan dengan cara manual aid.
Penyulit:
1)      Sufokasi. Bila sebagian besar badan janin sudah lahir, terjadilah pengecilan rahim sehingga terjadi gangguan sirkulasi plasenta dan menimbulkan anoksia janin. Keadaan ini merangsang janin untuk bernafas. Akibatnya darah,mukus,cairan amnion dan mekonium akan di aspirasi, yang dapat menimbulkan sufokasi. Badam janin yang sebagian sudah berada di luar rahim, juga merupakan rangsangan yang kuat untuk bernafas.
2)      Asfiksia fetalis. Selain akibat mengecilnya uterus pada waktu badan janin lahir, yang menimbulkan anoksia, maka anoksia di perberat lagi, dengan bahaya terjepitnya tali pusat pada waktu kepala masuk panggul.

2.      Persalinan per abdominan (seksio sesarea)
a.       Persalinan letak sungsang dengan seksio sesarea sudah tentu merupakan cara yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan letak sungsang pervagina, memberi trauma yang sangat bearti bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak baik pada waktu persalinan maupun baru di kemudian hari.
b.      Namun hal ini tidak bearti bahwa semua letak sungsang harus dlahirkan per abdominan. Untuk melakukan penilaian apakah letak sungsang dapat melahirkan pervagina atau harus perabdominan kadang-kadang sukang.
c.       Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa letak sungsang harus dilahirkan per abdominan misalnya :
·         Primigravida tua
·         Nilai sosial janin tinggi
·         Riwayat persalinan yang buruk
·         Janin besar, lebih dari 3,5 kg
·         Dicurigai adanya kesempitan panggul
·         Prematuritas

G.EMBRIOTOMI
embriotomi adalah suatu persalinan buatan dengan cara merusak atau memotong bagian-bagian tubuh janin agar dapat lahir pervagina tanpa melukai ibu. Dengan indikasi janin mati, dan ibu dalam keadaan bahaya atau janin mati yang tak mungkin lahir spontan pervagina.
a.       Jenis jenis Embriotomi
·         Kraniotomi adalah sautu tindakan yang memperkecil ukuran kepala janin dengan cara melubangi tengkorak janin dan mengeluarkan isi tengkorak, sehingga janin dapat dengan mudah lahir pervagina
·         Dekapitasi adalah suatu tindakan memisahkan kepala janin dari tubuhnya dengan cara memotong leher janin
·         Kleidotomi adalah suatu tindakan untuk memotong atau mematahkan 1 atau 2 kliavikula, guna mengecilkan lingkaran bahu.
·         Eviserasi/eksenterasi adalah suatu tindakan merusak dinding abdomen untuk mengeluarkan organ-organ visera.
·         Spondilotomi adalah suatu tindakan memotong ruas-ruas tulang belakang.
·         Pungsi adalah suatu tindakan mengeluarkan cairan dari tubuh janin.
b.      Prosedur dalam embriotomi
Teknik Kraniotomi
1.      Tangan kiri dimasukan ke dalam jalan lahir dengan cara obstetrik dan diletakan di bawah simfisis guna melindungi kandung kemih dan ureter. Seorang asisten menahan kepala janin dari luar. Mula mula dibuat lubang pada ubun ubun besar, atau sutura sagitalis dengan skapel. Kemudian perforator neagle dimasukan secara harisontal dengan bagian lengkung menghadap ke atas ddan dalam keadaan tertutup, di bawah lindungan tangan kiri tadi, dan ujung perforator dimasukan ke dalam lubang insisi skalpel.
2.      Melubangi kepala janin dapat juga dikerjakan secara langsung dengan perforator neagele. Caranya sama seperti diterangkan di atas, hanya perforasi kepala dikerjakan langsung dengan menekan ujung perforator pada ubun ubun besar.

3.      Agar ujung peroforator tidak meleset pada waktu ditusukan pada kepala janin, maka arah perforator harus tegak lurus dengan permukaan kepala janin.
4.      Perforator dikeluarkan dengan lindungan tangan krii. Setelah kraniotomi dikerjakan, jaringan otak tidak perlu dikeluarkan, karena akan keluar dengan sendirinya pada waktu ektraksi kepala.
5.      Ekstraksi kepala dapat dikerjakan dengan cunam Muzeeaux 2 bauh, atau kranioklas, misalnya kranioklas braun.
6.      Ekstraksi dengan cunam Muzeaux boleh dikerjakan bila maserasi janin masih tingkat 1. Pada keadaan ini kulit kepala masih cukup kuat, atau kepala janin sudah di pintu bawah panggul.
7.      Dengan memakai spekulum, kulit kepala jain secara langsung dijepit selebar dan sedalam mungkin dengan 2 cunam Muzeaux, satu di atas lubang perforasi dan satu di bawahnya. Setelag kedua cunam menjepit kulit kepala janin dengan baik, dilakukan tarikan searah dengan sumbu panggul, sambil mengikuti putaran paksi dalam. Setelah suboksiput berada di bawah simfisis, maka kepala janin di elevasi ke atas, sehingga berturut-turut lahir ubun ubun besar,dahi, muka dan dagu. Setelah kepala lahir, badan janin dilahirkan sebagaimana biasanya.
8.      Untuk melakukan ekstraksi kepala dengan kranioklas, yang dipakai ialah kranioklas Braun. Mula mula tangan kiri dimasukan ke dalam jalan lahir. Sendok jantan dipegang oleh tangan kanan secara horizontal dengan bagian yang bergerigi bagian melengkung emnghadap atas, dan dimasukan ke dalam lubang perforasi sejauh mungkin. Bagian yang melngkung kemudian diarahkan ke muka janin. Seorang asisten memegang sendok jantan ini. Sendok betina dimasukan seperti memasukan sendok cunam, yaitu dipegang secara memegang pensil sejajar dengan pelipatan paha depan dan dimasukan ke dalam jalan lahir sedemikian rupa, sehingga daun kranioklas betina terletak di muka janin.
9.      Kedua sendok kranioklas ditutup. Dilakukan pemeriksaan dalam ulangan, untuk memeriksa apakah terdapat bagian bagian jalan lahir yang terjepit dan untuk memeriksa apakah pasangan kranioklas sudah benar. Setelah hasil periksa dalam ulangan baik, maka kedua sendok kranioklas dikunci serapat mungkin. Kemudian dilakukan ekstraksi dengan menarik pemegang kranioklas.
10.  Arah ektraksi harus sesuai dengan arah sumbu panggul dan diikuti pula gerakan putaran paksi dalam. Pada waktu ektraksi ini ajringan otak akan keluar. Setelah suboksiput tampak di bawah simfisis, dilakukan elevasi kepala ke atas sehingga berturut turut lahri ubun ubun besar,dahi,muka dan dagu. Bila kepala sudah lahir seluruhnya, kunci dibuka dan kranioklas dilepas. Selanjutnya badan anak dilahirkan secara biasa.
11.  Pada letak sungsang kraniotomi dibuat pada foramen magnum, yang dapt dikerjakan dari arah belakang atau arah muka di bawah mulut. Setelah perforasi dikerjakan, selanjutnya menyusul kepala tersebut dilahirkan dengan cara seperti pada persalinan kepala. Bila pada waktu dilakukan ekstraksi kepala, ada bagian bagian tulang tengkorak yang lepas, tulan tulang tersebut apat di ambil dengan cunam Boer.

Teknik Dekapitasi
a.       Dengan pengait BRAUN
1.      Bila letak janin adalah letak lintang dengan tangan menumbung,maka lengan yang menumbung diikat dulu dengan tali (dengan ikatan SIEGEMUNDIN agar tidak masuk kembali kejalan lahir) dan ditarik kearah bokong oleh asisten.
2.      Tangan operator yangdekat dengan leher janin dimasukkan kedalam jalan lahir dan langsung mencekap leher janin dengan ibu jari didepan leher dan jari-jari lain dibelakang leher.
3.      Tangan lain memasukkan pengait BRAUN kedalam jalan lahir dengan ujung menghadap kebawah. Pengait dimasukkan jalan lahir dengan cara menyelusuri tangan dan ibu jari operator yang berada didalam jalan lahir sampai menemui leher dan kemudian dikaitkan pada leher janin.




4.       Dengan pengait ini, leher janin ditarik kebawah sekuat mungkin dan kemudian diputar kearah kepala janin (pada saat yang sama, asisten memfiksasi kepala anak dari dinding abdomen) untuk mematahkan tulang leher janin.
5.      Meskipun tulang leher sudah patah, tetapi juga bagian-bagian lunak  yaitu kulit dan otot belum putus. Apalagi bila janin belum mengalami maserasi.








6.      Untuk memutuskan jaringan lunak ini dapat dipakai gunting siebold. Dengan memakai gunting siebold kulit dan otot leher secara avne dipotong sedikit demi sedikit hingga putus seluruhnya. Setelah kepala terpisah dengan badan janin, selanjutnya janin dapat dilahirkan dengan cara Mauriceau.
7.      Teknik menggunting dengan gunting siebold adalah sebagai berikut. Satu tangan penolong yang dekat dengan kepala janin dimasukan ke dalam jalan lahir. Di dalam vagina dipasang spekulum. Gunting siebold dimasukan ke dalam jalan lahir dengan menyelusuri tangan penolong yang ada di dalam sampai mencapai leher janin. Dengan lindungan tangan yang didalam, secara avne leher janin digunting sedikit demi sedikit, mulai dari kulit, otot-otot dan tulang leher, sampai leher terpotong. Setelah leehr janin terpotong, badan janin dilahirkan dengan menarik satu tangan janin. Kepala janin dilahirkan seperti diterangkan di atas.


Gambar gunting Siebold
8.      Memotong leher dengan gergaji gigli
Gergaji gerigi dilingkarkan pada leher janin, kemudian dengan dua spekulum dipasang pada vagina, gergaji digerakan naik turun sampai leher putus.






Teknik Kleidotomi
1.      Satu tangan penoling dimasukan ke dalam jalan lahir dan langsung memegang klavikula terendah. Dengan spekulum terpasang dalam vagina, tangan lain memotong klavikula dengan gunting Siebold secara avne sehingga patah. Bersamaan dengan itu kepala janin ditekan dengan kuat oleh seorang asisten.
2.      Bila dengan satu klavikula yang terpotong bahu belum dapat dilahirkan, dapat dipotong klavikula yang lain.




Teknik Eviserasi/ Eksenterasi
1.      Satu tangan penolong dimasukan ke dalam jalan lahir, kemudian mengambil tangan janin dan dibwa keluar vagina. Lengan janin ditarik ke bawah, menjauhi perut janin
2.      Dipasang spekulum pada dinding vagina bawah, kemudian secara avner dinding toraks atau dinding abdomen digunting, sehingga menembus rongga toraks atau abdomen.
3.      Dengan satu cunam, misalnya cunam abortus, melalui lubang tembus dikeluarkan organ-organ visera.
4.      Setelah dikeluarkan organ-organ visera, rongga toraks atau rongga abdomen akan mengecil. Pada letak lintang, janin dilahirkan dengan versi ekstraksi.

Teknik Spondilotomi
1.      Spondilotomi dikerjakan pada lintang, bila kepala sangat tinggi sehingga sukar dilakukan dekapitasi. Slaah satu tangna penolong masuk ke dalam jalan lahir, kemudian pada vagina dipasang spekulum.
2.      Dengan gunting siebold dan dengan lindungan tangan yang di dalam, ruas-ruas tulang belakang langsung dipotong, sehingga ruas-ruas tulang belakang terputus. Pemotongan bagian perut janin dilakukan dengan memakai gunting siebold sehingga seluruh badan janin terpisah. Bagian bawah janin dilahirkan lebih dulu, dengan menarik kedua kaki, kemudian baru bagian tubuh atas janin.
Teknik Pungsi
1.      Pungsi trans-vaginal dikerjakan pada pembukaan lebih dari 4 cm. Didalam vagina dipasang spekulum, kulit kepala dijepit dengan cunam Willet atau cunam Muzeaux. Suatu pungsi spinal dengan ukuran 16 atau 18 yang disambung pada alat suntik ditusukan pada kepala janin, sedapat mungkin pada sutura atau ubun-ubun.
2.      Setelah kepala janin tertususk, dilakukan aspirasi sedikit untuk membuktikan benar tidaknya cairan otak yang keluar. Kemudian alat suntik dilepas dari jarum pungsi sehingga cairan otak mengalir keluar. Dengan keluarnya cairan otak, kepala janin akan mengecil dan dapat dilahirkan pervagina.
3.      Untuk mempercepat lahirnya kepala dapat juga kepala janin dilahirkan dengan traksi Muzeaux pada kulit kepalanya.










2.4.Gangguan Psikologis dalam Kebidanan
2.4.A.  Depresi Kehamilan
Depresi atau biasa disebut sebagai gangguan afektif merupakan salah satu bentuk psikosis. Ada beberapa pendapat mengenai definisi dari depresi, diantaranya yaitu :
a.       Menurut National Institut of Mental Health, gangguan depresi dimengerti sebagai suatu penyakit “ tubuh yang menyeluruh “ ( whole-body ), yang meliputi tubuh,suasana perasaan(mood),dan pikiran.
b.      Southwestern Psychological Services memiliki pendapat yang mirip dengan National Institut of Mental Health bahwa depresi adalah dipahami sebagai suatu penyakit, bukan sebagai suatu kelemahan karakter, suatu refleksi dari kemalasan atau suatu ketidakmauan “ untuk menoba lebih keras“.
c.        Staab dan Feldman menyatakan bahwa depresi adalah suatu penyakit yang menyebabkan suatu gangguan dalam perasaan dan emosi yang dimiliki oleh individu yang ditunjuk sebagai suasana perasaan.
Secara umum, depresi sebagai suatu gangguan alam perasaan perasaan sedih yang sangat mendalam, yang bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau peristiwa menyedihkan lainnya, tetapi tidak sebanding dengan peristiwa tersebut dan terus menerus dirasakan melebihi waktu yang normal. 

1.       Gejala-gejala Depresi
Adapun bagi ibu hamil, tanda-tanda atau gejala yang menunjukkan mengalami depresi tidak jauh atau sama halnya dengan gejala-gejala di atas dan waktunya pun kurang lebih 2 minggu, yakni diantaranya sebagai berikut :
a.       Ditandai dengan perasaan muram, murung, kesedihan tidak bisa atau sulit berkonsentrasi, mengingat, atau mengambil keputusan pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.
b.      Teganggu calon ibu dengan orang-orang sekitarnya, terganggu kondisi ibu mengancam keselamatan janin dan putus asa, terkadang beberapa ada yang merasa cemas.
c.       Kadang-kadang tegang, kaku, dan menolak intervensi terpeutik. Selain itu, gejala di atas  biasanya disertai perubahan nafsu makan dan pola tidur, harga diri yang rendah, hilangnya energi dan penurunan dorongan seksual.


2.       Bentuk-bentuk Depresi
Terdapat berbagai bentuk depresi, tergantung dari vartiasi dalam jumlal simptom, tingkat keparahan dan persistensinya. Namun, secara umum dapat digolongkan menjafi dua yakni :
a.       Depresi Unipilar
Merupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh suasana perasaan depresif saja. Depresi Unipolar terdiri atas :
1.      Depresi Mayor
Apabila seseorang atau ibu hamil mengalami tanda-tanda atau gejala seperti di atas, maka segera harus ditangani karena bisa saja berubah menjadi lebih serius yang dapat berdampak pada ibu maupun janinnya, yakni menjadi depresi berat atau depresi mayor. Sindrom depresi mayor ditandai dengan suatu kombinasi simptom yang berpengaruh dengan kemampuan untuk bekerja, tidur, makan dan menikmati salah satu kegiatan yang menyenangkan serta sulit untuk melakukan komunikasi karena mereka cenderung menarik diri, tidak mampu berkonsentrasi, kurang perhatian, merasa tidak dihargai dan sulit untuk mengingat sesuatu dan yang terutama adalah tidak jarang dari penderita yang ingin bunuh diri. Episode ketidakmampuan depresi ini dapat terjadi hampir setiap hari dan pasti ada yang mendominasi di sepanjang hari. Selain itu, bila tidak teratasai dengan baik dapat muncul sekali, dua kali atau beberapa kali selama hidup.

2.   Distimia
Merupakan bentuk depresi yang kurang parah karena simptom atau gejala-gejala yang ditunjukkan tidak membuat orang yang mengalaminya menjadi tidak mampu tetapi yang menghindarkan orang yang bersangkutan untuk berfungsi pada tingkat yang penuh atau menghalanginya dari perasaan baik.




b.      Depresi Bipolar
Merupakan gangguan depresi yang dicirikan oleh pergantian antara suasana perasaan depresif dan mania, artinya selain depresi, di sisi lain terkadang merasa gembira.
3.         Penyebab Terjadinya Depresi Pada Kehamilan
Para ahli belum bisa memastikan mengapa depresi terjadi pada wanita hamil, namun diduga perubahan tingkat hormon yang drastis selama kehamilan dan setelah melahirkan menjadi biang keladinya. Selain peningkatan kadar hormon dalam tubuh, menurut penelitian bahwa depresi terjadi karena klien atau penderita depresi memiliki ketidakseimbangan dalam pelepasan neurotransmitter serotonin mayor, norepinefrin, dopamin, asetilkolin, dan asam gama aminobutrik.Selain itu,ada pula hasil penelitian yang menyatakan bahwa terjadinya depresi karena adanya masalah dengan beberapa enzim yang mengatur dan memproduksi bahan-bahan kimia tersebut. Dengan demikian, berdampak pula pada metabolisme glukosa dimana penderita depresi tidak memetabolisme glukosa dengan baik dalam area otak tersebut. Jka depresi teratasi, aktivitas metabolisme kembali normal. Selain dari faktor organobiologis di atas, pencetus terjadinya depresi adalah karena factor psikologis dan sosio-lingkungan, misalnya karena akan berubah peran menjadi seorang ibu, karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, pasca bencana dan dampak situasi kehidupan sehari-harinya.
Faktor lain yang menyumbang peran dalam terjadinya depresi pada ibu hamil antara lain:
1.      Riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan.
2.       Kurangnya dukungan dari suami dan keluarga.
3.      Perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin.
4.       Ada masalah pada kehamilan atau kelahiran anak sebelumnya.
5.      Sedang menghadapi masalah keuangan.
6.      Usia ibu hamil yang terlalu muda.
7.      Adanya komplikasi selama kehamilan.
8.      Keadaan rumah tangga yang tidak harmoni.
9.      Perasaan calon ibu yang tidak menghendaki kehamilan.
                                                                                               


4.       Dampak Atau Pengaruh Depresi Terhadap Kehamilan
            Permasalahan yang berkaitan dengan kondisi kejiwaan termasuk depresi, selain berdampak pada diri sendiri bisa berimplikasi atau berpengaruh tidak baik terhadap kondisi kesehatan janin yang ada di dalam kandungan. Kita semua pasti mengetahui bahwa perubahan fisik dan hormonal yang terjadi selama masa kehamilan sangat berpengaruh terhadap kondisi wanita yang sedang hamil. Depresi yang tidak ditangani akan memiliki dampak yang buruk bagi ibu dan bayi yang dikandungnya.
Ada 2 hal penting yang mungkin berdampak pada bayi yang dikandungnya, yaitu : 
1.      Pertama adalah timbulnya gangguan pada janin yang masih didalam kandungan.
2.      Kedua muncul nya gangguan kesehatan pada mental sianak nantinya.
Depresi yang dialami, jika tidak disadari dan ditangani dengan sebaik – baiknya akan mengalihkan perilaku ibu kepada hal – hal yang negatif seperti minum-minuman keras, merokok dan tidak jarang sampai mencoba untuk bunuh diri. Hal inilah yang akan memicu terjadinya kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan yang rendah, abortus dan gangguan perkembangan janin. Kelahiran bayi prematur juga akan menjauhkan dekapan seorang ibu terhadap bayi yang dilahirkan , karena si bayi akan ditempatkan di inkubator tersendiri. Apalagi jika sudah mengalami depresi mayor yang identik dengan keinginan bunuh diri, bisa saja membuat langsung janinnya meninggal.Ibu yang mengalami depresi ini tidak akan mempunyai keinginan untuk memikirkan perkembangan kandungannya dan bahkan kesehatannya sendiri
5.      Cara Penanganan
   Strategi kesehatan yang bisa diterapkan pada saat masa kehamilan untuk mengantisipasi depresi yaitu menjadikan masa hamil sebagai pengalaman yang menyenangkan, selalu konsultasi dengan para ahli kandungan, makan makanan yang sehat, cukup minum air, mengupayakan selalu dapat tidur dengan baik dan melakukan senam bagi ibu hamil. Disamping itu juga melakukan terapi kejiwaan supaya terhindar dari depresi, lebih meningkatkan keimanan dan tentunya mendapat dukungan dari suami dan keluarga.
Sedangkan bagi yang telah terdiagnosis, perencanaan kehamilan sangat penting pada wanita hamil yang didiagnosis depresi, sebaiknya kehamilannya perlu direncanakan atau dikonsultasikan dengan ahli kebidanan dan kandungan, dan psikiater tentang masalah resiko serta keuntungan setiap pemakaian obat-obat psikofarmakologi. Rawat inap sebaiknya dipikirkan sebagai pilihan pengobatan psikofarmakologis pada trimester I untuk kasus kehamilan yang tidak direncanakan, dimana pengobatan harus dihentikan segera dan apabila terdapat riwayat gangguan afektif ( depresi ) rekuren.
Ada 2 fase penatalaksanaan farmakologis yang digambarkan dalam Panel Pedoman Depresi        ( Depression Guideline Panel ) :
1.      Fase Akut
Gejalanya ditangani, dosis obat disesuaikan untuk mencegah efek yang merugikan dan klien diberi penyuluhan.

2.      Fase Lanjut
Klien dimonitor pada dosis efektif untuk mencegah terjadinya kambuh. Pada fase pemeliharaan, seorang klien yang beresiko kambuh sering kali tetap diberi obat.
Untuk klien yang dianggap tidak beresiko tinggi mengalami kambuh, pengobatan dihentikan. Penggunaan antidepresan trisiklik sebaiknya hanya pada pasien hamil yang mengalami depresi berat yang mengeluhkan gejala vegetatif dari depresi, seperti menangis, insomnia, gangguan nafsu makan dan ada ide-ide bunuh diri.
Selective serotonin reuptake inhibitors ( SSRIs ) terbukti sudah sangat berguna untuk menangani depresi sehingga menjadi pilihan untuk ibu hamil, mencakup fluoksetin dan sertralint. Obat ini menjadi pilihan karena obat tersebut lebih sedikit memiliki efek antikolinergik yang merugikan, toksisitas jantung, dan bereaksi lebih cepat daripada antidepresan trisiklik dan inhibitor oksidase monoamin ( MOA ) serta tidak menyebabkan hipotensi ortostatik, konstipasi dan sedasi.Disamping itu, psikoterapi atau metode support group secara rutin harus dilakukan bila ada konflik intrapsikis yang berpengaruh pada kehamilan. Terapi perilaku kognitif sangat menolong pasien depresi dan disertai antidepresan. Terapi elektrokompulsif (ECT) digunakan pada pasien depresi psikotik untuk mendapatkan respon yang lebih cepat, bila kehidupan ibu dan anak terancam, misalnya pada depresi hebat dan klien samping ingin bunuh diri atau jika tidak berespon terhadap pengobatan antidepresan.Dalam menghadapi klien penderita depresi, harus dilakukan dengan sikap serius dan mengerti keadaan penderita. Kita harus memberi pengertian kepada mereka dan mensupport atau memberikan motivasi yang dapat menenagkan jiwanya. Hendaknya jangan menghibur, memberi harapan palsu, bersikap optimis dan bergurau karena akan memperbesar rasa tidak mampu dan rendah diri.


2.3.B.Psikosa
Psikosa adalah suatu gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan ( sense of reality ) atau dengan kata lain, psikosa adalah tingkah laku secara keseluruhan dalam kepribadiannya berpengaruh tidak ada kontak dengan realitas sehingga tidak mampu lagi menyesuikan diri dalam norma-norma yang wajar dan berlaku umum.
Tanda-tanda atau gejala-gejala psikosa yaitu : pada umum nya gejalanya tidak mampu melakukan partisipasi sosial-halusinasi. Sejumlah kelainan perilaku, seperti aktivitas yang meningkat, gelisah, retardasi psikomotor dan perilaku katatonik. Sering ada gangguan lingkungan. sosialnya membahayakan orang lain dan diri sendiri. adanya gangguan kemampuan berpikir, bereaksi secara emosional mengingat, berkomunikasi, menafsirkan kenyataan, dan bertindak sesuai kenyataan.
Psikosa umumnya terbagi dalam dua golongan besar yaitu:
1.      Psikosa fungsional
Merupakan gangguan yang disebakan karena terganggunya fungsi sistem transmisi sinyal pengahantar saraf ( neurotransmitter ). Factor penyebabnya terletak pada aspek kejiwaan, disebabkan karena sesuatu yang berhubungan dengan bakat keturunan, bisa juga disebabkan oleh perkembangan atau penglaman yang terjadi selama sejarah kehidupan seseorang.

2.  Psikosa organik
Merupakan gangguan jiwa yang disebabkan karena ada kelainan atau gangguan pada aspek tubuh, misalnya ada tumor atau infeksi pada otak, keracunan ( intoksikasi ) NAZA.





2.3.B.1 Jenis-jenis psikosa
Adapun jenis-jenis psikosa yaitu terdiri atas :
a.       Skizofrenia
merupakan jenis psikosa yang paling sering dijumpai. Skizofrenia pada kehamilan. dapat muncul bila terjadi interaksi antara abnormal gen dengan :
a)         Virus atau infeksi lain selama kehamilan yang dapat menganggu         perkembangan otak janin.
b)         Menurunnya autoimun yang mungkin disebabkan infeksi selama  kehamilan.
c)         Komplikasi kandungan.
d)        Kekurangan gizi yang cukup berat, terutama pada trimester kehamilan.
b.   Paranoid
Paranoid ditandai adanya kecurigaan yang tidak beralasan terus menerus yang pada puncaknya bisa menjadi tingkah laku yang agresif. Emosi dan pikiran penderita masih berjalan baik dan saling berhubungan. Jalan pikiran cukup sistematis, mengikuti suatu logika yang baik dan teratur, tetapi berakhir dengan interpretasi yang menyeleweng dari kenyataan.
2.3.B.2 Gejala Klinis
Psikosa ditandai oleh perilaku yang regresif, hidup perasaan tidak sesuai, berkurangnya pengawasan terhadap implus-implus serta waham dan halusinasi. Gejala psikosa dapat berupa:
1.      Halusinasi
2.      Sejumlah kelainan perilaku, seperti aktivitas yang meningkat
3.      Gelisah
4.      Retardasi psikomotor
5.      Perilaku katatonik
2.2.3 Dampak Psikosa Dalam Kehamilan
Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain :
1.      Gangguan afektif pada kehamilan.
2.      Gangguan bipolar
3.      Skizofrenia
4.      Gangguan cemas menyeluruh
5.      Gangguan panik
6.      Gangguan obsesif konvulsif
Menninger telah menyebutkan lima sindroma klasik yang menyertai sebagian besar pola psikotik:
a.       Perasan sedih, bersalah dan tidak mampu yang mendalam
b.      Keadaan terangsang yang tidak menentu dan tidak terorganisasi, disertai pembicaraan dan motorilk yang berlebihan
c.       Regresi ke otisme manerisme pembicaran dan perilaku, isi pikiran yanng berlawanan, acuh tak acuh terhadap harapan sosial.
d.      Preokupasi yang berwaham, disertai kecurigaan, kecendrungan membela diri atau rasa kebesaran
e.       Keadaan bingung dan delirium dengan disorientasi dan halusinasi.
Proses kejiwaan dalam kehamilan
1.  Triwulan I
a.       Cemas ,takut, panik, gusar
b.      Benci pada suami
c.       Menolak kehamilan
d.      Mengidam
2. Triwulan II
a.       Kehamilan nyata
b.      Adaptasi dengan kenyataan
c.       Perut bertambah besar
d.      Terasa gerakan janin
3. Triwulan III
a.       Timbul gejolak baru menghadapi persalinan
b.      Perasaan bertanggung jawab
c.       Golongan ibu yang mungkin merasa takut
d.      Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang lalu
e.       Multipara agak berumur
f.       Primigravida yang mendengar tentang pengalaman ngeri dan menakutkan dari teman-teman lain

2.3.B.4 Pencegahan dan Penanganan Psikosa
Adapun cara pencegahan yang dapat dilakukan pada penderita psikosa adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a.       Informasi 
b.      ANC rutin 
c.       Nutrisi 
d.      Penampilan 
e.       Aktivitas 
f.        Relaksasi 
g.      Senam hamil 
h.       Latihan pernafasan         
 Sedangkan cara penanganan adalah dengan melakukan konsultasi pada dokter, bidan, psikologa atau psikiater. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh petugas keshatan dalam menangani atau menghadapi penderita psikosa adalah : Sejak pemeriksaan kehamilan pertama kali tenaga medis harus dengan kesabaran meyakinkan calon ibu bahwa peristiwa kehamilan dan persalinan merupakan hal yang normal dan wajar. Ajarkan dan berikan latihan-latihan untuk dapat menguasai otot-otot, istirahat dan pernafasan. Hindari kata-kata dan komentar yang dapat mematahkan semangat si wanita.
2.3.C. Psikoneurosa
Psikoneurosa atau dengan singkat dapat disebutkan sebagai neurosa saja adalah gangguan berupa ketegangan pribadi yang terus menerus akibat adanya konflik dalam diri orang bersangkutan dan akhirnya orang tersebut tidak dapat mengatasi konfliknya.Oleh karena ketegangannya tidak mereda akhirnya neurosis (suatu kelainan mental dengan kepribadian terganggu yang ringan seperti cemas yang kronis, hambatan emosi, sukar tidur, kurang perhatian terhadap lingkungan dan kurang memiliki energi). Oleh karena itu, psikoneurosis bukanlah suatu penyakit. Penderita psikoneurosis biasanya adalah orang yang taraf kecerdasannya cukup tinggi. Mereka cukup kritis untuk menilai situasi atau motif-motif yang saling bertentangan sehingga mereka sangat merasakan adanya konflik. Sebaliknya, orang yang tidak cukup tinggi taraf kecerdasannya, kurang kritis untuk mengerti konflik-konflik yang ada. Berbeda dengan gangguan psikotik, pada psikoneurosa tidak terjadi disorganisasi kepribadiaan yang serius dalam kaitannya dengan realitas eksternal. Biasanya penderita memiliki sejarah hidup penuh kesulitan, dibarengi tekanan-tekanan batin dan peristiwa yang luar biasa. Atau mengalami kerugian psikis yang besar sekali, karena terampas dari lingkungan sosial yang baik kasih sayang sejak usia yang sangat muda. Proses pengkondisian yang buruk terhadap mental pasien itu menumbuhkan simpton-simpton mental yang patologis atau menimbulakan macam-macam bentuk gangguan mental. Dengan demikian, gejala atau karakteristik dari penderita psikoneurosa diantaranya : penderita tidak mampu mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya, tingkah lakunya jadi abnormal dan aneh-aneh serta penderita biasanya tidak mengerti dirinya sendiri dan membenci pula diri sendiri. Sebab-sebab yang utama penyakit psikoneurosa atau lebih popular disingkat dengan neurosa, antara lain ialah: factor-faktor psikologis dan cultural, yang menyebabkan timbulnya banyak stress dan ketegangan-ketegangan kuat yang khronis pada seseorang. Sehingga pribadi mengalam frustasi dan konflik-konflik emosional dan pada akhirnya mengalami satu mental breakdown.
Sebab-sebab lainnya adalah diantaranya :
a.       Ketakutan terus menerus dan sering tidak rasional. Misalnya : bagi ibu hamil, takut memikirkan terus sakitnya melahirkan.
b.       Ketidakseimbangan pribadi.
c.       Konflik-konflik internal yang serius, khususya yang sudah diimulai sejak masa kanak-kanak.
d.      Kurang adanya usaha dan kemauan.
e.       Lemahnya pertahanan diri ( memakai defence mechanism yang negative ).
2.3.C.1.Jenis-jenis Neurosis
A.    Neurosis Cemas
1.   Gejala neurosis
a.    Gejala somatis dapat berupa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, mudah lelah, keringat dingin
b.   Gejala psikologis berupa kecemasan, keteganggan, panik, depresi

2. Faktor penyebab
                  Faktor pencetus neurosis cemas seing jelas dan secara psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang menahun seperti kemarahan yang dipendam.
3. Terapi Neurosis Cemas
                  Ada beberapa jenis terapi yang dapat dipilih untuk menyembuhkan neurosis cemas, yaitu :
a)      Psikoterapi indifidual
b)      Psikoterapi kelmpok
c)      Psikoterapi analitik
d)     Sosioterapi
e)      Farmakoterapi

B.     Histeria
1. Gejala-gejala Histeria
      Pada neurosis jenis ini fungsi mental dan jasmaniah dapat hilang tanpa dikehendaki oleh penderita. Gejala ini sering timbul dan hilang secara tiba-tiba, terutama bila penderita menghadapi situasi yang menimbulkan reaksi emosional yang hebat.
2. Jenis-jenis Histeria
a)      Histeria Minor atau reaksi konfersi
                 Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan menjadi gangguan fungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik, dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, dll
b)      Histeria mayor atau reaksi disosiasi
                 Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang dialami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkan beberapa fungsi kepribadian satu dengan yang lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala: amnesia, somnabulisme, fugue dan kepribadian ganda.
3. Sebab-sebab Hysteria:
a)      Ada presdiposisi pembawaan berupa system saraf yang lemah.
b)      Tekanan mental yang disebabkan oleh, kesusahan, kekecewaan, shock, dan pengalaman traumatis.
c)      Kondisi fisik yang buruk seperti sakit-sakitan, gangguan pikiran dan badaniah.
4. Terapi terhadap penderita hysteria
Ada beberapa tehnik terapi yang dapat dilakukan antara lain:
a)    Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer)
b)    Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud)
c)    Psikoterapi suportif
d)   Farmakoterapi
C.     Neurosis Fobik
1. Gejal neurosis fobik
                  Neurosis fobik merupakan gangguan jiwa dengan gejala utamanya fobia, yaitu rasa takut yang hebat yang bersifat irasional, terhadap suatu benda atau keadaan.
2. Faktor penyebab neurosa fobik
    Neurosa fobik terjadi karena penderita pernah mengalami ketakutandan shock hebat berkenaan dengan situasi atau benda benda tertentu, yang disertai perasaan malu dan bersalah. Pengalaman traumastis ini kemudian dipresi. Namun pengalaman tersebut tidak bisa hilang dan akan muncul bbila ada rangsagan serupa.



3. Terapi untuk penderita neurosa fobik
                 Menurut maramis, neurosa fobik sulit untuk dihilangkan samasekali bila gangguan tersebut telah lama diderita atau berdasarkan fobi pada masa kanak-kanak. Tehnik terapi yang dapat dilakukan antara lain :
1.      Psikoterapi suportif, upaya untuk mengajar penderita memahami apa yang sebenarnya dia alam beserta psikodinamikanya.
2.      Terapi perilaku dengan deconditioning, yaitu setiap kali penderita merasa takut di diberi rangsangan yang tidak menyenangkan.
3.      Terapi kelompo
4.      Manipulasi lingkungan
D.    Neurosis Obsesif-Kompulsif
1.   Gejala neurosis obsesif-kompulsif
                 Istilah obsesi menujuk pada suatu ide yang mendesak ke dalam pikiran atau menguasai kesadaran dan istilah kompusif menunjuk pada dorongan atau implus yang tidak dapat ditahan untuk tidak dilakukan, meskipun sebenarnya perbuata tersebut tidak perlu dilakukan.
2.   Faktor penyebab
                 Neurosis jenis ini dapat terjadi karena faktor-faktor berikut (Yulia D, 2000).
a.       Konflik antara keinginan-keinginan yang ditekan atau dialihkan
b.      Trauma mental emosional, yaitu depresi pengalaman masa lalu (masa kecil)
3. Terapi
a.       Psikoterapi suportif
b.    Penjelasan dan pendidikan
c.     Terapi perilaku
E.     Neurosis Depresif
1.      Gejala neurosis depresif
      Neurosis depesif merupakan neursis dengan gangguan utama pada perasaan. Gejala-gejala utama gangguan jiwa ini adalah gejala jasmaniah yang senantiasa lelah, gejala psikologis yaitu sedih, putus asa, cepat lupa, insomnia, ingin mengahiri hidupnya.
2.      Terapi
                 Untuk menyembuhkan depresi, Burns(1988) telah mengembangkan teknik terapi dengan prinsip yang dibuat terapi kognitif, yang dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
a.       Bahwa semua rasa murung disebabkan oleh kesadaran atau pemikiran yang bersangkutan.
b.      Jika depresi sedang terjadi maka berarti pemikiran telah dikuasai oleh kekeliruan yang mendalam.
c.       Bahwa pemikiran negative menyebabkan kekacauan emosional.
F.      Neurasthenia
1. Gejala neurasthenia
Gejala utama : tidak bersemangat, cepat lelah, kemampuan berpikir menurun
Gejala tambahan : insomnia, kepala pusing, sering merasa dihinggapi berbagai macam penyakit.
2. Faktor penyebab
Neurasthenia dapat terjadi karena beberapa faktor (Zakiah Darajat, 1983), yaitu sebagai berikut :
a.       Terlalu lama menekan perasaan
b.      Kecemasan
c.       Terhalanginya keinginan-keinginan
d.      Sering gagal dalam menghadapi persaingan
3.   Terapi
a.       Psikoterapi supportif
b.      Terapi olah raga
c.       Farmak terapi
G.    Psikotenis
1.   Gejala
Gejal penyakit ini ialah kelesuan mental, phobia. Selain phobia timbul obsesi yang disertai compulsion (kecenderungan untuk melakukan sesuatu tanpa dapat dicegah).
2.   Sebab-sebab psikotenis
a.       Represi terhadap pengalama-pengalaman traumatis yang sangat menakutkan pada masa silam.
b.      Ada konflik antar untuk berani melawan rasa takut yang merenggut, yang dicobanya menekan kuat-kuat dalam alam tidak sadar.
H.    Neurastania
Penyakit ini ditandai oleh kelelahan yang terus menerus, wajah murung, nafsu makan menurun, sulit tidur. Risau disebabkan oleh kesibukan.Banyak menderita ketegangan emosional karena konflik-konflik internal, kesusahan. Faktor-faktor herediter diperkirakan juga menjadi penyebabnya.
I.       Hipokondria
                  Adalah kondisi kecemasan yang kronis, dimana pasien selalu merasakan ketakutan yang patologis terhadap kesehatan sendiri. Individu yang bersangkutan merasa yakin betul bahwa dirinya mengidap suatu penyakit yang kronis. Kesehatan emosional berakitan erat dengan kesehatan dan kondisi jiwa seseorang, cara untuk mengatasi kelabilan dari kesehatan emosi ini dapat dilakukan dengan cara memakan makanan yang sehat yang disertai asupan gizi yang cukup, malakukan olah raga secara teratur, dan istirahat yang proposioanal.




CONTOH KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
1.      Psikosa
Ny “S” umur 20 tahun G1P0Ab0Ah0 UK 20 minggu dengan psikosa kehamilan  di RSUD Wonosari.
DATA SUBJEKTIF
Ny. Sumarni (20 tahun) mengatakan hamil ke-1, umur kehamilan 5 bln,, HPMT  8  November 2009.
Keluhan utama ;
·         Ibu mengatakan merasa sangat bersalah, sedih dengan kehamilannya saat ini
·         Ibu mengatakan bahwa kehamilannya ini beban untuknya dan kadang ibu berusaha menyakiti dirinya sendiri
·         Ibu mengatakan sering mengkhayal bayinya sudah mati.
 Pola aktivitas
Istirahat/tidur : 5 jam tidur malam, jarang tidur siang. Pola hubungan seksualitas : ibu enggan untuk berhubungan seks.
Riwayat Kesehatan
·         Penyakit sistemik yang pernah/ sedang diderita, Tidak ada
·         Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga. Nenek ibu pernah mengalami gangguan jiwa.
Kebiasaan – kebiasaan
·         Perubahan pola makan ( termasuk nyidam, nafsu makan turun,dan lain – lain)
  Nafsu makan ibu turun kadang hanya satu kali sehari, nyidam
Keadaan Psikososiokultural
·         Kehamilan ini tidak diinginkan
·         Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini. Ibu merasa kehamilannya ini hanya beban untuk semuanya sehingga ibu merasa tidak ingin melanjutkan kehamilannya.
·         Penerimaan keluarga terhadap kehamilan ibu. Suami dan keluarga tidak menginginkan kehamilan ibu karena keadaan ekonomi keluarga dan suami yang kurang mendukung.
DATA OBJEKTIF
Keadaan umum agak lemah, ekspresi wajah tegang, cemas dan gelisah, ibu tampak berusaha menyakiti dii sendiri dengan memukul – mukul perutnya.
BB       : 47 kg
LILA   : 23 cm
Tanda Vital:
TD               :  120/90 mmHg
S                  :  36ºC
N                 :  100 x/menit
RR                   : 22 x/ menit
Palpasi Leopold :
Leopold ! : teraba ballothement (+)
ASSESMENT
1.      Diagnosa Kebidanan   :
Seorang wanita usia 20 tahunG0P1Ab0Ah1 UK 20 minggu dengan psikosa kehamilan
1.      Masalah
Ibu merasa cemas, sulit tidur, panic, ingin menyakiti diri sendiri dan kadang berhalusinasi.
1.      Kebutuhan segera
-       Meyakinkan ibu bahwa bidan akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu ibu mengatasi masalahnya dan ibu tidak perlu takut.
-       Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya.
1.      Diagnosa Potensial
Terjadi paranoid dan selanjutnya dapat terjadi psikoneurosa
1.      Masalah Potensial
Tidak ada
1.      Kebutuhan tindakan segera
Berkolaborasi dengan dokter dan psikiater untuk pemberian terapi.

PLANNING
1.      Memberitahu hasil pemeriksaan ibu
TD           : 110/70 mmHg
S             : 36ºC
N              : 84 x/menit
RR           : 22 x/ menit
2.      Mendengarkan pemyataan pasien dengan sikap sabar empati dan lebih banyak memakai bahasa      non verbal. Misalnya: memberikan sentuhan, anggukan.
  E : Ibu terlihat agak tenang
3.      Memberitahu ibu resiko bunuh diri/melukai diri sendiri baik bagi ibu maupun janinnya.
  E : Ibu histeris mendengarnya dan masih berusaha melukai diri sendiri
4.      Memberikan konseling kepada keluarga tentang keadaan ibu, penyebabnya, dan berusaha memotivasi keluarga agar menerima kehamilan ibu.
E: awalnya keluarga menolak namun setelah mendengar konseling, mau merubah sikap terhadap kehamilan ibu.
5.      Menganjurkan keluarga untuk menjauhkan dan menyimpan alat-alat yang dapat digunakan oleh pasien untuk mencederai dirinya/orang lain, ditempat yang aman dan terkunci.
  E : Keluarga mengerti dan akan melakukan saran bidan.
6.      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan sering berkomunikasi dengan orang lain.
7.      Memberikan penyuluhan tentang maksud, tujuan dilakukan terapi serta prosesnya kepada klien dan keluarga untuk diminta persetujuan dan dukungannya.
E : Keluarga menyetujui tindakan terapi
8.      Melakukan kolaborasi dengan dokter dan psikiater untuk pelaksanaan terapi seperti pemberian obat anti depresan dan anti psikotik.
9.      Memberikan dorongan moril pada klien, mendengarkan cerita keluhan – keluhan pasien dan menganjurkan untuk berdoa.





2. CONTOH KASUS ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL DENGAN NEUROSIS CEMAS
 ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
Ny. “M” usia 26 tahun G2P1Ab0Ah1 UK 13 minggu dengan Neurosis Cemas
NO. REGISTER                                 : 224455
MASUK RS TANGGAL, JAM         : 28 Maret 2010, 11.00  WIB
DI RUANG                                        : RB Karya Rini
TANGGAL PENGKAJIAN              : 28 Maret 2010, 11.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa akhir-akhir ini sering merasa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingin, cemas, tegang, anorexia dan cepat panik.
B. DATA OBJEKTIF
1)     Keadaan umum lemah dan pucat, kesadaran compos mentis, ekspresi murung
2)     Tanda vital
a.       Tekanan darah       : 120/80 mmHg
b.      Nadi                       : 80 kali per menit
c.       Pernafasan             : 24 kali per menit
d.      Suhu                      : 38,3 ºC
3)  Edema wajah         : tidak ada
4)  Abdomen
a.       Bentuk                   : masih tampak datar
b.      Bekas luka             : tidak ada
c.       Strie gravidarum    : ada
Palpasi Leopold
Leopold I               : TFU 3 jari di atas simpisis
Leopold II              :  tidak dilakukan
Leopold III             : tidak dilukukan
Leoplod IV             : tidak dilakukan
5)  Ekstremitas
Edema                   : tidak ada

6)         Pemeriksaan Penunjang
a.    Protein urine ( – )
b.    Pemeriksaan haemoglobin tanggal 28 Maret 2010 9,6 gr% 
C.  ASSESMENT
Diagnosis kebidanan   : Ny “ M “ usia 26 tahun G2P1Ab0Ah1 UK 13 minggu dengan neurosis cemas
Masalah           : Ibu mengatakan bahwa akhir-akhir ini sering merasa sesak nafas, dada tertekan, kepala ringan seperti mengambang, lekas lelah, keringat dingin, cemas, tegang, anorexia dan cepat panik.
Kebutuhan      : KIE tentang neurosis cemas, pemberian tablet besi dan kolaborasi dengan dr. Suharto,Sp.KJ
D.  PLANNING
Tanggal 28 Maret 2010, jam 11.15 WIB
1)  Menjelaskan kepada ibu bahwa kondisi ibu kurang baik. Sekaligus memberi KIE tentang penyakit yang diderita ibu yaitu neurosis cemas, sejenis gangguan jiwa yang menyebabkan kecemasan, kepanikan maupun masalah-masalah emosional yang dihadapi ibu. Ibu paham dengan penjelasan bidan.
2)  Memberikan ibu tablet besi sebanyak 10 tablet untuk diminum setiap hari 1 kali, ibu dianjurkan untuk meminumnya sebelum tidur pada malam hari dengan sari buah atau air putih jika tidak ada sari buah karena sari buah / jus yang mengandung vitamin C dapat mempercepat penyerapan tubuh terhadap tablet besi dan mengurangi rasa mual. Ibu bersedia untuk meminumnya.
3)  Memotivasi ibu agar tidak memikirkan hal-hal yang dapat cepat memicu perasaan cemas, tegang, sesak nafas, tegang  karena sebenarnya apa yang dirasakan ibu terlalu berlebihan dan dapat mempengaruhi psikologis ibu sehingga dapat mengganggu pertumbuhan janin. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan berusaha untuk bersikap rileks.
4)   Bidan memberikan konseling mengenai cara mengatasi/mengurangi kecemasan,kepanikan/emosional yaitu dengan mengajari ibu hamil memahami apa yang sebenarnya sedang dialaminya, sehingga dapat dicari jalan keluar untuk masalahnya. Serta mengajari ibu teknik relaksasi dan napas dalam untuk mengurangi ketegangan sehingga membuat perasaan ibu lebih nyaman. Ibu mau bercerita kepada bidan dan belajar teknik relaksasi.
5)  Menganjurkan klien istirahat ditempat tidur untuk mengurangi intesitas kecemasan. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin, posisi yang tepat mengurangi kepanikan dan kecemasan yang dialami. Klien berbaring ditempat tidur.
6)  Memotivasi ibu untuk menambah asupan gizi/nutrisinya, makan-makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran hijau, daging, telur, ikan dan kacang-kacangan, maupun buah-buahan sehingga perkembangan janin dalam kandungan dapat optimal. Ibu bersedia untuk menambah asupan nutrisinya.
7)  Dengan kondisi kehamilan ibu saat ini, apabila bidan belum bisa menangani masalah yang dihadapi ibu hamil tersebut ibu dianjurkan untuk konsultasi kepada dr. Suharto SpKJ. Ibu mengerti dan bersedia untuk berkonsultasi pada dr. Suharto SpKJ apabila kondisi emosional dan kecemasannya belum bisa teratasi.

3.      Contoh Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Depresi
Seorang ibu hamil, Ny. “X” usia 23 tahun dengan umur kehamilan 8 minggu datang ke bidan Asri.
Data Subjektif
Keluhan utama : Ibu mengatakan cemas dan takut, serta sulit tidur. mengeluh takut dan cemas terhadap kehamilannya. Ibu mengatakan sulit tidur dan nafsu makan berkurang.
Data Objektif
1.      Pemeriksaan Fisik
    1. Keadaan Umum : lemas            
    2. Kesadaran : CM
    3. Status emosional : cemas
Tanda Vital
a.       Tekanan Darah   : 100/70 mmHg
b.      Nadi                   : 80 x/menit
c.       Pernapasan         : 18 x/menit
d.      Suhu                   : 37 0C
e.       TB / BB              : 154 cm / 50 kg
f.       Mata                   : sklera putih, konjuntiva pucat

2.      Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10,8 gr%

ASSESMENT
Diagnosis Kebidanan
Seorang primigravida usia 23 tahun, G1P0Ab0Ah0, UK 8 minggu dengan depresi ringan
Masalah
Ibu sulit tidur dan nafsu makan berkurang
Kebutuhan
a.       KIE pemenuhan nutrisi
b.      KIE istirahat
c.       KIE mengurangi rasa cemas
Diagnosis Potensial
Potensial terjadi depresi berat atau psikosis
Masalah Potensial
Saat ini tidak ada
Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien
Mandiri
Saat ini tidak ada
Kolaborasi
Kolaborasi dengan psikiater
Merujuk
Saat ini tidak ada
PLANNING
1)      Memberitahu ibu kondisinya saat ini kurang baik yaitu ibu mengalami gangguan kejiwaan ringan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan mau menerima keadaannya saat ini.
2)      Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung karbohidrat, protein, vitamin dan zat besi seperti susu, telur, daging, sayuran hijau, buah-buahan dan kacang-kacangan.
Evaluasi : Ibu bersedia mengkonsumsi makanan seperti yang sudah dijelaskan bidan.
3)      Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal 1 jam di siang hari dan 8 jam di malam hari, serta mengurangi aktifitas yang berat.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk tidur cukup dan akan mengurangi  aktifitasnya di dalam maupun di luar rumah.
4)      Memberikan ibu support mental dengan meyakinkan ibu untuk tidak terlalu banyak pikiran dengan mengalihkan pada kegiatan bersama keluarga, serta memberitahu ibu untuk menceritakan semua hal yang dirasakan kepada orang terdekat ibu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan kegiatan bersama-sama keluarganya menceritakan semua perasaannya kepada orang terdekat    yaitu suami
5)      Menganjurkan ibu untuk mengikuti kegiatan yang dapat merelaksasikan pikiran dan hatinya agar rasa cemas dan takutnya berkurang, seperti Yoga atau pijat refleksi.
Evaluasi : bersedia mengikuti kegiatan Yoga atau pijat refleksi
6)      Menganjurkan ibu datang berkonsultasi dengan psikiater untuk mengetahui dan mengatasi keadaannya lebih lanjut.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk berkonsultasi dengan psikiater
7)      Memberikan suplemen Fe “Hemavort” sebanyak 10 tablet, 1×1, diminum sebelum tidur
Evaluasi : Ibu bersedia meminum suplemen yang sudah diberikan bidan      sesuai aturan
8)      Meminta ibu untuk datang kembali 2 minggu lagi atau segera jika ada keluhan.
Evaluasi : Ibu bersedia datang 2 minggu lagi atau jika ada keluhan







2 komentar:

  1. Sands Casino: Las Vegas - SeptCasino.com
    Experience the thrill and excitement of Las 온카지노 Vegas at Sands Casino! งานออนไลน์ Enjoy the thrills of the Las Vegas septcasino Strip and explore your favorite slots and table games

    BalasHapus
  2. Slot Machines Casino - Dr. Maryland
    Slot Machines Casino. Located at the Casino 대전광역 출장샵 in 대전광역 출장안마 Las Vegas, 서울특별 출장안마 Slot Machines Casino features 김포 출장샵 some of the best 춘천 출장마사지 casino slot games and promotions in the entire  Rating: 4 · ‎9 votes

    BalasHapus